"Lihat, Bu! Tambah 1 lagi, ya, Bu?" Rendi mulai pasang tampang merajuk.
"Duuh, Ren ... Masak komik lagi komik lagi? Komik di rumah cuma sekali kamu baca dan tidak pernah kamu baca lagi. Sudah ah, tidak beli tambahan komik lagi." ibu Rendi juga bersikukuh.
Rendi mengentakkan kaki kesal. "Kata ibu, aku boleh beli buku apapun yang aku suka? Aku kan suka komik!"
"Waah, sama dong, Ren!" tiba-tiba sebuah suara menyeletuk. "Aku juga suka baca komik, lho!" seorang anak berambut keriting sudah berada di sampingnya. Anak itu tersenyum meringis, memamerkan gigi depannya yang ompong.
"Eh, kamu, Alfin!" Rendi mengenali si gigi ompong tadi sebagai Alfin, teman sekelasnya. "Kamu juga sedang beli buku? Kamu beli apa saja?"
Alfin masih meringis serayamenggelengkan kepala. "Aku mana punya cukup uang untuk membeli buku-buku baru. Aku cuma lihat-lihat saja kok!"
Rendi merasa kasihan. Diiriknya ibu yang membawa setumpuk buku yang mau dibelinya itu. Ayah dan ibu biasanya tak pernahmenolak jika iaminta dibelikan buku baru.
"Eh, Al ... Ke rumahku aja, yuk! Di rumahku banyak koleksi komik, lho!" mendadak Rendi lupa bahwa ia tadi sedang merajuk minta dibelikan komik baru. Ia merasa malu pada Alfin jika ketahuan merajuk.
Akhirnya, dengan senang hati Alfin mengikuti Rendi ke rumahnya. Rendi menunjukkan perpustakaan pribadinya.Sebenarnya bukan miliknya pribadi sih, buku-buku ayah dan ibu juga ada di sana.
Alfin benar-benar terkesima. Betapa takjubnya anak itu, melihat koleksi komik Rendi yang luar biasa banyaknya itu!
"Woaow, Ren ... koleksi komikmu sudah kayak pajangan toko buku aja! Kereen! Hehehe .... Eh, tapi, omong-omong, Al Qur-anmu mana, Ren?" Alfi celingak-celinguk.
Rendi tergagap. "Hah? Eh ... Apa?"
....
Naah, itu tadi cuplikan salah satu cerita dalam seri Love Hadis terbitan Ziyad ini.
Buku ini hasil duet saya dengan mbakyu Saptorini, teman mantan rekan kerja (apasih haha), teman curhat, dan teman hang out zaman dulu kala.
Buku ini berisi 30 cerita yang dibuat berdasarkan hadis sehari2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar